Minggu, 24 April 2016

10 Kisah Hubungan Keluarga yang Paling Aneh

1. Suami (Bukan Istri) yang Hamil Sampai Dua Kali

Thomas Beatie, mantan ratu kecantikan Hawaii, dilahirkan sebagai wanita tetapi akhirnya memutuskan berganti kelamin melalui operasi, dan selanjutnya menikahi rekan kerjanya, seorang perempuan tentunya, Nancy. Setelah pernikahannya dengan Nancy tidak kunjung mendatangkan buah hati, karena Nancy ternyata infertile, Beatie memutuskan menggunakan rahimnya untuk melahirkan anaknya sendiri.




Saat Beatie mengumumkan kehamilannya, dari sperma donor yang tidak disebutkan asalnya, kontoversi berkembang. Masalahnya Beatie sejatinya adalah seorang perempuan, tetapi negara bagian Oregon mengenalinya sebagai laki-laki dan pernikahannya dengan Nancy adalah resmi dan memperoleh segala hak dan privasinya sebagai pasangan suami-istri.

2. Saudara Kembar yang Bingung Menentukan Siapa Ayah dari Anak yang Dilahirkan oleh Wanita yang Sama-sama Pernah Ditiduri

Sepasang saudara kembar, Raymon dan Richard Miller, mereka adalah ayah dan paman bagi seorang anak perempuan berusia 3 tahun. Sepertinya tidak ada yang aneh, cuma masalahnya mereka tak pernah tahu siapa yang ayah siapa yang paman. Holly Marie Adams, ibu dari anak itu.


Menurut Holly, dia tidak sengaja berhubungan sex dengan keduanya pada hari yang sama. Saat Holly ditanya siapa yang menghamilinya, dia menunjuk Raymon, tapi dia meminta untuk dilakukan paternity test , dan bersama saudaranya Richard membawa hasilnya ke pengadilan. Tapi test itu tidak membantu karena hasilnya menunjukkan keduanya 99,9 persen bisa saja merupakan ayah dari sang bayi – dan keduanya ternyata tidak mau menanggung biaya hidup sang anak.

3. Pria yang Mempunyai Anak dari Sampel Spermanya yang Berasal dari 22 Tahun yang Lalu

Pada bulan Juni 2006, Chris Biblis, mantan pasien leukimia yang sampel spermanya dibekukan saat masih remaja, menjadi ayah atas seorang bayi setelah para dokter sukses mencairkan sampelnya setelah 22 tahun. Chris masih berusia 16 tahun saat dokter memintanya melakukan radiotherapy yang mungkin akan menyebabkan dirinya infertile. Dokter merekomendasikan untuk mengambil sampel spermanya untuk penggunaan di masa depan sebelum Chris memulai terapinya. Saat ini, di usianya yang ke-38, Chris merayakan kelahiran bayi perempuannya, Stella, dari rahim istrinya. Di rahim istrinya inilah ditanam benih bayi hasil sampel sperma Chris dari 22 tahun yang lalu yang diinjeksikan ke dalam sel telur istrinya. Penyimpanan sprema selama 22 tahun sebelum kemudian digunakan ini tercatat merupakan rekor dunia.



 4. Presiden yang Mengaku Sebagai Ayah dari Seorang Anak Hasil Hubungan Gelap

Bulan April 2009, presiden Paraguay dan mantan uskup, Fernando Lugo, mengaku dia adalah ayah dari seorang anak hasil hubungannya dengan seorang wanita saat dia masih menjadi seorang uskup Katolik. Lugo, 57, mengumumkan statusnya sebagai uskup tahun 2006 saat mencalonkan jadi presiden tetapi Juli 2008 Pope Benedict XVI mengijinkannya untuk resign. Presiden mengaku memiliki hubungan khusus dengan Viviana Carrillo, 26, yang dimulai saat dia masih berusia 16 tahun, dan puteranya Gullermo Armindo, 2, lahir saat Lugo masih menjabat sebagai uskup. Lugo akhirnya mengakui ini semua 5 hari setelah Carrillo dan pengacaranya mengajukan gugatan ke pengadilan setempat.



5. Pria yang Membayar 20 Ribu Dollar untuk Biaya Hidup Anak yang Bukan Anaknya

Di New Mexico, Steve Barreras dipaksa untuk membayar total sebesar 20 ribu dollar (kurang lebih 220 juta rupiah) untuk biaya hidup seorang anak perempuannya yang sebenarnya tidak ada. Setelah bercerai dengan Viola Trevino, Viola mengklaim sedang mengandung anak buah hati Steve. Ini aneh, mengingat Steve pernah menjalani vasektomi di tahun 1999.

Trevino kemudian mengarang-ngarang seorang anak perempuan bernama “Stephanie Renee”, yang menurutnya lahir pada tahun 1999 dan memiliki surat baptis, akte kelahiran, kartu jaminan kesehatan, dan kartu jaminan sosial untuk gadis fiktif itu. Tahun 2002, Trevino berhasil mempengaruhi pengadilan memerintahkan Steve untuk membayar biaya hidup atas “Stephanie” dengan memalsukan bukti DNA. Bulan Desember 2004, saat hakim ingin melihat anak itu, Trevino pergi ke mall dan membujuk seorang nenek dan cucunya yang berusia 2 tahun dan mengajaknya “pergi menemui Santa Claus”. Di pengadilan anak berusia 2 tahun itu diakuinya sebagai anaknya.

6. Ayah Termuda di Inggris?

Alfie Patten sempat menjadi terkenal gara-gara dikabarkan sudah menjadi ayah dari seorang bayi pada saat usianya yang masih 12 tahun. Tapi kemudian ternyata fakta ini terbantahkan.
    “Saya akan bertanggung jawab dan akan merawat bayi Maisie seperti ayah yang lain. Sayalah satu-satunya yang tidur dengan ibu Maisie, Chantele,” ujar Alfie pada media.


Tapi kemudian sebuah tabloid Inggris melaporkan bahwa hasil dari test DNA menunjukkan bahwa Alfie faktanya bukanlah ayah dari anak Chantelle Stedman. Chantelle yang saat hamil berusia masih 14, bersikeras bahwa dia mencintai anak imut yang masih sekolah itu dan menyatakan bahwa dialah yang merenggut keperawanannya. Masalahnya, setengah lusin remaja di Eastbourne, Inggris mengaku telah tidur dengannya, dan mendorong Alfie untuk melakukan paternity test dengan hasil yang memalukan.
7. Bayi Jutaan Dollar Anna Nicole dan Empat Pria yang Mengaku sebagai Ayahnya

Setidaknya ada 4 laki-laki yang mengklaim sebagai ayah kandung dari bayi Anna Nicole Smith, yang mewarisi harta jutaan dollar. Mereka adalah Howard K. Stern (pengacara Anna, sahabat dan kekasih terakhirnya), Larry Birkhead (fotografer selebritis yang mempunyai hubungan erat dengan Anna selama 2 tahun) dan Zsa Zsa Gabor’s (mantan suami dan salah satu bodyguard Anna). Satu lagi laki-laki yang di masa lalu memiliki hubungan dengan Anna adalah Mark “Hollywood” Hatten yang saat ini sedang mendekam dalam penjara. Mark menyatakan bahwa dia adalah ayah dari anak Nicole karena Anna pernah memintanya melakukan “donasi sperma” untuk “Anna Nicole Smith sperm bank”, sesuatu yang mengada-ngada dan membuatnya menerima konsekuensi dipenjara. Akhirnya, setelah melalui berbagai keributan dan test-test DNA, mantan kekasih Larry Birkhead terbukti sebagai ayah dari sang million dollar baby.


8. Anak Kembar yang Berasal dari Orang Tua yang Berbeda

Wilma dan Willem Stuart adalah pasangan Belanda yang lama mengharapkan kehadiran bayi tapi gagal sebelum kemudian memutuskan mencoba IVF (pembuahan di luar rahim – bayi tabung). Hasilnya mereka harus mulai belajar bagaimana menjadi orangtua bagi anak kembar.


Tetapi saat anak kembarnya lahir, keanehan terjadi. Tidak seperti lazimnya anak kembar, Koen memiliki mata biru, rambut hitam, dan kulit pink, sedangkan Tuen memiliki mata gelap, rambut gelap, dan kulit cokelat. Sebuah test DNA menunjukkan Koen merupakan anak kandung Stuarts (berasal dari spermanya sendiri yang membuahi sel telur istrinya), tetapi Tuen ternyata bukan anak Stuart secara genetis. Meski laporan hasil investigasi tidak dipublikasikan, spekulasi muncul bahwa telah terjadi kesalahan fatal dimana pipet yang digunakan dalam proses pembuahan bayi tabung digunakan dua kali yang mengakibatkan sperma Stuart tercampur sperma orang lain.
Stuart ingat betul saat itu bersamanya ada juga pasangan kulit hitam di ruang tunggu IVF.

9. Laki-laki yang Menyewa Tetangganya untuk Menghamili Istrinya, tapi Gagal

Di Stuttgart, Jerman, seorang pria menyewa tetangganya untuk menghamili istrinya, karena dia sendiri infertile. Sepertinya pasangan Demetrius Soupolos, 29, dan Traute – mantan ratu kecantikan setempat – ini ngebet punya naka tapi sayangnya dokter memvonis sang suami infertile alias tidak akan bisa menghamili istrinya. Lalu Souplos tidak ragu menyewa tetangganya, Frank Maus, 34, untuk menghamili istrinya, apalagi dilihatnya Maus tampak berhasil dengan istri dan dua anaknya. Rencana aneh ini tampaknya berjalan mulus. Souplos membayar Maus 2.500 dollar untuk tugas 3 malam dalam seminggu selama 6 bulan. Dengan semangat Maus menjalankan pekerjaan barunya yang menyenangkan ini. Total Maus sukses meniduri Traute sebanyak 72 kali. Sayangnya meski digempur habis-habisan, Traute tidak kunjung hamil. Yang dia dapatkan justru informasi dari dokter yang menyatakan bahwa sebenarnya Maus juga sama sedang menjalani terapi medis suami infertile seperti halnya dirinya. Souplos dan istrinya shock berat apalagi istri Maus akhirnya mengakui bahwa dua anaknya bukanlah anak biologis dari Maus.

10. Laki-laki yang Harus Menafkahi Anak yang Bukan Darah Dagingnya

Enam belas bulan setelah perceraiannya, Richard Parker, seorang warga Florida, mengetahui bahwa anak yang dia nafkahi selama ini ternyata bukan anak kandungnya, setelah melalui tes DNA. Pengadilan Florida menyatakan Parker harus melanjutkan nafkah tersebut sebesar $1,200 setiap bulan karena dia telah melewati batas waktu 1 tahun untuk melakukan tuntutan.

Sumber: Indowebster.com

Senin, 11 April 2016

Usamah bin Zaid bin Haritsah (Arab: أسامة بن زيد)



Usamah bin Zaid, Panglima Perang Termuda Yang paling dicintai Rasulullah

 Usamah bin Zaid, Panglima Perang Termuda Yang paling dicintai Rasulullah





Tahun ketujuh sebelum Hijrah, ketika itu Rasulullah SAW sedang susah karena tindakan kaum Quraisy yang menyakiti beliau dan para Sahabat. Kesulitan dan kesusahan berda‘wah menyebabkan beliau senantiasa harus bersabar. Dalam suasana seperti itu, tiba-tiba seberkas cahaya memancar memberikan hiburan yang menggembirakan. Seorang pembawa berita mengabarkan kepada Baginda, “Ummu Aiman melahirkan seorang bayi laki-laki.” Wajah Rasulullah berseri-seri karena gembira menyambut berita tersebut.

Siapakah bayi yang sangat berbahagia itu? Sehingga kelahirannya dapat mengobat hati Rasulullah yang sedang duka, berubah jadi gembira? Itulah dia USAMAH BIN ZAID!

Para Sahabat tidak merasa aneh bila Rasulullah bersuka-cita dengan kelahiran bayi yang baru itu.karena mereka tahu kedudukan kedua orang tuanya di sisi Rasulullah SAW. Ibu bayi tersebut seorang wanita Habsyi yang diberkati, terkenal dengan panggilan “Ummu Aiman”.

Sesungguhnya Ummu Aiman adalah bekas sahaya ibunda Rasulullah, Aminah binti Wahab. Dialah yang mengasuh Rasulullah waktu kecil, ketika ibundanya masih hidup. Dan dia pulalah yang merawat sesudah ibundanya wafat. karena itu dalam kehidupan Rasulullah, Baginda hampir tidak mengenal ibunda yang mulia selain Ummu Aiman.

Rasulullah menyayangi Ummu Aiman sebagaimana layaknya sayang anak kepada ibu, Dan Baginda sering berkata, “Ummu Aiman adalah ibuku satu-satunya sesudah ibunda yang mulia wafat, dan satu-satunya keluargaku yang masih ada.” Itulah ibu bayi yang beruntung ini.

Adapun ayahnya adalah kesayangan Rasulullah, Zaid bin Haritsah. Rasulullah pernah mengangkat Zaid sebagai anak angkat beliau sebelum ia Islam. Dia menjadi Sahabat dan beliau menjadi tempat menyimpan segala rahasia. Dan dia menjadi salah seorang anggota keluarga dalam rumah tunggal beliau, dan orang yang sangat beliau kasihi dalam Islam.

Kaum muslimin turut gembira dengan kelahiran Usamah bin Zaid, melebihi kegembiraan mereka atas kelahiran bayi-bayi lainnya. Hal itu boleh terjadi, karena tiap-tiap sesuatu yang disukai Rasulullah adalah juga mereka sukai. Dan bila beliau gembira mereka pun turut gembira pula. Bayi yang sangat beruntung itu mereka panggil “Ibnul Hibb” (anak kesayangan)
Kaum muslimin tidak berlebih-lebihan memanggil Usamah yang masih bayi itu dengan panggilan tersebut. karena memang Rasulullah sangat menyayangi Usamah, sehingga dunia seluruhnya agaknya iri hati.

Usamah sebaya dengan cucu Rasulullah “Hasan bin Syaiduna Ali & Fatimah Az Zahra’.” Hasan berkulit putih, cantik bagaikan bunga yang mengagumkan. Dia sangat mirip dengan kakeknya,yaitu Rasulullah SAW. Bagaimanapun, Usamah kulitnya hitam, hidung pesek, sangat mirip dengan ibunya wanita Habsyi. Namun begitu, kasih sayang Rasulullah kepada keduanya tiada berbeza. Beliau sering mengambil Usamah, lalu beliau letakkan di salah satu paha beliau. Kemudian beliau ambil pula Hassan, maka diletakkannya pula di paha yang satu lagi. Kemudian kedua anak itu dirangkulnya bersama-sama kedadanya, seraya berkata, “Wahai Allah! Saya menyayangi kedua anak ini, maka sayangi pulalah mereka.”

Begitu sayangnya Rasulullah kepada Usamah, pada suatu kali Usamah tersandung di bendul pintu, sehingga keningnya luka dan berdarah. Rasulullah menyuruh ‘Aisyah membersihkan darah di luka Usamah, tetapi ‘Aisyah tidak mampu melakukannnya. Karena itu Baginda Rasullullah SAW sendiri mendapatkan Usamah, lalu beliau hisap darah yang keluar dari luka Usamah, kemudian beliau ludahkan. Sesudah itu beliau pujuk Usamah dengan kata-kata manis yang menyenangkan, sehingga Usamah merasa tenteram kembali.
Sebagaimana Rasulullah menyayangi Usamah waktu kecil, begitu pula sayang beliau kepadanya tatkala dia sudah besar.

Hakim bin Hazam, seorang pemimpin Quraisy pernah menghadiahkan pakaian mahal kepada Rasulullah. Pakaian itu dibeli Hakim di Yaman, dengan harga lima puluh dinar emas, dari Yazan seorang pembesar Yaman. Rasulullah enggan menerima hadiah Hakim, sebab ketika itu dia masih musyrik. Lalu pakaian itu dibeli oleh beliau darinya. Beliau memakainya hanya satu kali ketika hari Jumaat. Kemudian pakaian itu beliau berikan kepada Usamah dan senantiasa memakainya pagi dan petang di tengah tengah pemuda-pemuda Muhajirin dan Ansar yang sebaya dengannya.

Sejak Usamah meningkat remaja, sudah kelihatan pada dirinya sifat dan pekerti yang mulia, yang memang menjadikannya kesayangan Rasulullah SAW. Dia cerdik dan pintar, keberanian luar biasa, bijaksana dan pandai meletakkan sesuatu pada tempatnya. Tahu menjaga kehormatan, senantiasa menjauhkan diri dari perbuatan tercela, pengasih dan dikasihi orang, taqwa, wara’ dan mencintai Allah swt.

Waktu terjadi Perang Uhud, Usamah bin Zaid datang ke hadapan Rasulullah SAW beserta serombongan anak-anak sebayanya, putera-putera para Sahabat. Mereka ingin turut jihad fisabilillah. Sebahagian mereka diterima oleh Rasulullah dan sebahagian lagi ditolak oleh beliau, Karena usia mereka yang masih sangat muda. Usamah bin Zaid termasuk kelompok anak-anak yang ditolak. Karena itu Usamah pulang sambil menangis. Dia sangat sedih tidak diperkenankan turut berperang di bawah pimpinan Rasulullah SAW.

Dalam Perang Khandaq, Usamah bin Zaid datang pula bersama kawan-kawannya anak-anak remaja putera para Sahabat. Usamah berdiri tegap di hadapan Rasulullah supaya kelihatan lebih tinggi, agar beliau memperkenankannya turut berperang. Rasulullah kasihan melihat Usamah yang keras hati ingin turut berperang. Karena itu beliau mengizinkannya. Usamah pergi berperang menyandang pedang, jihad fi Sabilillah. Ketika itu dia baru berusia Lima Belas Tahun.
Ketika terjadi Perang Hunain, tentera muslimin terdesak sehingga barisan mereka menjadi kacau bilau. Tetapi Usamah bin Zaid tetap bertahan bersama-sama ‘Abbas, Sufyan bin Harits, dan enam orang lainnya dari para Sahabat yang mulia. Dengan jumlah kecil yang terdiri daripada orang-orang mu’min yang berani ini, Rasulullah SAW berhasil mengembalikan kekalahan para Sahabatnya menjadi kemenangan. Beliau berhasil menyelamatkan kaum muslimin yang lain dari kejahatan kaum musyrikin.

Dalam Perang Mu’tah, Usamah turut berperang di bawah pimpinan ayahnya, Zaid bin Haritsah. Umurnya ketika itu kira-kira Lapan Belas Tahun. Usamah menyaksikan dengan mata kepala, ayahnya tewas di medan tempur sebagai syuhada. Tetapi Usamah tidak takut dan tidak pula mundur. Bahkan dia terus bertempur dengan gigih di bawah pimpinan Ja’far bin Abi Thalib , sehingga Ja’far syahid pula di hadapan matanya. Usamah menyerbu di bawah pimpinan ‘Abdullah bin Rawahah, sampai pahlawan ini gugur pula menyusul kedua Sahabatnya yang telah syahid lebih dahulu. Kemudian pimpinan dipegang oleh Khalid bin Walid. Usamah bertempur di bawah Khalid. Dengan jumlah tentara yang tinggal sedikit, kaum muslimin akhirnya melepaskan diri dari cengkaman tentara Rome. Selesai peperangan, Usamah kembali ke Madinah dengan menyerahkan kematian ayahnya kepada Allah SWT. Jasad ayahnya ditinggalkan di bumi Syam (Syria) dengan mengenang segala kebaikan al-marhum yang telah diperagakannya di hadapan anaknya, Usamah.

Pada Tahun Kesebelas Hijrah, Rasulullah SAW menurunkan perintah supaya menyiapkan bala tentera untuk memerangi tentera Rome. Dalam pasukan itu terdapat antara lain Abu Bakar As-siddiq, Umar bin Al-Khatthab, Sa’ad bin Abi Waqqas, Abu ‘Ubaidah bin Jarrah, dan lain-lain para Sahabat yang senior. Rasulullah mengangkat Usamah bin Zaid yang muda remaja menjadi Panglima seluruh pasukan yang akan diberangkatkan. Ketika itu usia Usamah belum melebihi dua puluh tahun. Beliau memerintahkan Usamah supaya berhenti di Balqa’ dan Qal’atut Daarum dekat Gazzah, termasuk wilayah kekuasaan Rome.

Ketika bala tentara sedang bersiap-siap menunggu perintah berangkat. Rasulullah SAW sakit, dan semakin hari sakit beliau bertambah keras. Disebabkan keadaan Baginda sedemikian maka keberangkatan pasukan perang ditangguhkan menunggu keadaan Rasulullah SAW baik.

Kata Usamah, “Tatkala sakit Rasulullah bertambah berat, saya datang menghadap beliau diikuti orang banyak. Setelah saya masuk, saya dapati beliau sedang diam tidak berkata-kata, Karena sangat kerasnya sakit beliau. Tiba-tiba beliau mengangkat tangan dan meletakkannya ke tubuh saya. Saya tahu beliau memanggilku.”

Tidak berapa lama kemudian, Rasulullah pulang ke rahmatullah. Abu Bakar As-siddiq terpilih dan dilantik menjadi Khalifah. Khalifah Abu Bakar memerintahkan supaya meneruskan pengiriman tentara di bawah pimpinan Usamah bin Zaid, sesuai dengan rencana yang telah digariskan Rasulullah.
Tetapi sekelompok kaum Ansar mengkehendaki supaya menangguhkan pemberangkatan pasukan. Mereka meminta ‘Umar bin Al-Khatthab membicarakannya dengan Khalifah Abu Bakar. Kata mereka, “Jika Khalifah tetap berkeras hendak mengirimkan pasukan Perang seperti yang telah direncanakan oleh Baginda Rasullullah SAW sebelum wafatanNya, kami mengusulkan Panglima pasukan, Usamah, yang masih muda remaja ditukar dengan tokoh yang tua dan berpengalaman.”

Mendengar ucapan Umar menyampaikan usul kaum Ansar itu, Abu Bakar bangun menghampiri ‘Umar. Lalu ditariknya janggut Umar seraya berkata dengan marah.
“Hai putera Khatthab! Rasulullah telah mengangkat Usamah. Engkau tahu itu. Kini engkau menyuruhku membatalkan keputusan Rasulullah. Demi Allah! Tidak ada cara begitu!”
Tatkala Umar kembali kepada orang banyak, mereka menanyakan bagaimana hasil pembicaraannya dengan Khalifah tentang usul mereka. Kata Umar, “Setelah saya sampaikan usul kalian kepada Khalifah, beliau menolak, malahan saya pula kena marah. Saya dikatakan berani membatalkan keputusan Rasulullah!”

Pasukan tentara muslimin berangkat di bawah pimpinan Panglimanya yang masih muda remaja, Usamah bin Zaid. Khalifah Abu Bakar turut mengiringinya berjalan kaki sedangkan Usamah menunggang kenderaan. Kata Usamah, “Wahai Khalifah Rasulullah! Silakan anda naik kenderaan. Biarlah saya turun dan berjalan kaki!”

Jawab Abu Bakar, “Demi Allah! Jangan turun Demi Allah! Saya tidak hendak naik kenderaan. Biarlah kaki saya kotor, sementara menghantar engkau berjuang fisabilillah! Saya titipkan engkau agama engkau, kesetiaan engkau, dan kesudahan perjuangan engkau kepada Allah. Saya berwasiat kepada engkau, laksanakan sebaik-baiknya segala perintah Rasulullah kepadamu!”

Kemudian Khalifah Abu Bakar mendekati kepada Usamah dengan satu permintaan. Katanya, “Jika engkau setuju biarlah Umar tinggal bersama saya. Izinkanlah dia tinggal untuk membantu saya.” Maka Usamah mengizinkan Umar tinggal untuk membantu Khalifah Abu Bakar.

Usamah terus maju membawa pasukan tentera yang dipimpinnya. Segala perintah Rasulullah kepadanya dilaksanakannya sebaik-baiknya. Tiba di Baiqa’ dan Qal’atut Daarum, termasuk daerah Palestin, Usamah berhenti dan memerintahkan tenteranya berkhemah. Kehebatan Rome dapat dihapuskannya dari hati kaum muslimin. Lalu dibentangkannya jalan luas di hadapan mereka. Usamah berhasil kembali dari medan perang dengan kemenangan gilang-gemilang. Mereka membawa harta rampasan yang banyak, melebihi perkiraan yang diduga orang. Sehingga dikatakan orang, “Belum pernah terjadi suatu pasukan tempur kembali dari medan tempur dengan selamat dan utuh dan berhasil membawa harta rampasan sebanyak yang dibawa pasukan Usamah bin Zaid.”
Usamah bin Zaid sepanjang hidupnya berada di tempat terhormat dan dicintai kaum muslimin. Karena dia senantiasa mengikuti sunnah Rasulullah dengan sempurna, serta memuliakan pribadi Rasul. Khalifah ‘Umar bin Al-Khatthab pernah diprotes oleh puteranya Abdullah bin Umar, Karena melebihkan Usamah daripada jatah Abdullah sebagai putera Khalifah.  Kata ‘Abdullah bin Umar, “Wahai Ayah! Ayah menjatahkan untuk Usamah empat ribu, sedangkan kepada saya hanya tiga ribu. Padahal jasa ayahnya, agaknya tidak lah lebih banyak daripada jasa ayah sendiri. Begitu lah pula pribadi Usamah, agaknya tidak ada keistimewaannya daripada saya.”

Jawab Khalifah ‘Umar, “Jauh sekali, ayahnya lebih disayangi Rasulullah daripada ayah kamu ini. Dan pribadi Usamah lebih disayangi Rasulullah daripada pribadimu.”
Mendengar keterangan ayahnya, ‘Abdullah bin Umar rela jatah Usamah lebih banyak dari jatah yang diterimanya. Apabila ‘Umar bertemu dengan Usamah, maka Umar menyapa dengan ucapan: “Marhaban bi amiiri!” (Selamat wahai Komanderku!). Jika ada orang yang hairan dengan sapaan Umar tersebut, maka Umar menjelaskan, “Rasulullah SAW pernah mengangkat Usamah menjadi Komander saya.”

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada para Sahabat yang memiliki jiwa Himmah dan kepribadian agung seperti mereka ini. Ameen.

 Disediakan Oleh Al Faqir Abu Adham
Kitab Shuwar min Hayaatis Shahabah, karya Doktor ‘Abdurrahman Ra’fat Basya.